Wednesday, July 20, 2011

Sssstt, Jangan Bilang Siapa-siapa ya

Seperti headline di atas, demikianlah juga tentang cerita ini. Sebuah cerita tentang rahasia besar di salah satu keluarga di perumahan itu. Ada apa sih? Ada apa sih?

Sekilas, nggak kelihatan sesuatu yang aneh pada keluarga itu. Keluarga dengan suami yang kebetulan sedang jobless yang sehari-hari hanya di rumah saja, istri yang bekerja, 2 anak balita (cewek, cowok) dan seorang asisten yang masih single..

Tapi ternyataaaa, rumah tangga mereka sedang dalam masalah gawat, nyaris berujung pada perceraian. Saat itu, si suami dan istri pun sudah pisah rumah. Pisah rumah lho ya, bukan cuma pisah kamar. Tapi hebatnya, nggak ada seorang pun tetangga yang tahu. Anak-anaknya pun nggak tahu kalau ayah dan ibu mereka pisah rumah. Yang tahu cuma si asisten rumah tangga dan seorang tukang ojek langganan si istri. Koq bisa?

Jadi begini ceritanya. Setiap sore sepulang dari kantor, seperti biasa si ibu akan pulang ke rumah. Menemani anak-anaknya main, ngobrol ngalor ngidul dengan tetangga-tetangga dan menidurkan kedua anaknya yang masih balita sampai nyenyak betul. Larut malam, si ibu akan pergi dari rumah tersebut dengan tukang ojek langganan untuk pulang ke rumah orang tuanya. Jadi di rumah setiap malam hanya ada si suami, 2 anak balita dan si asisten rumah tangga.

Tiap pagi saat anak-anaknya bangun dan nggak menemukan ibunya, saat itulah si asisten akan berbohong pada anak-anak dengan mengatakan bahwa ibu mereka sudah berangkat kerja pagi benar saat mereka belum bangun.

Begitu terus setiap hari, selama hampir setahun. Rahasia itu pun tetap terjaga hingga sekian tahun setelah kejadian tersebut. Untunglah akhirnya si ibu dan ayah rujuk lagi dan memutuskan untuk tetap bersama demi kedua anak-anak mereka. Moga-moga mereka tetap bersama selamanya ya. Amiiin.

Ku Kembalikan Sampahmu Padamu

Ketenangan di salah satu blok di sektor perumahan itu mendadak terganggu, saat salah seorang pemilik rumah yang sudah sekian tahun nggak tinggal di rumah itu, tiba-tiba aja merenovasi rumahnya yang hampir ambruk. Sebenernya nggak masalah sih kalau ada pemilik rumah yang ingin merenovasi rumahnya. Yang jadi masalah adalah karena kegiatan merenovasi itu tanpa permisi-permisi dulu pada tetangga kanan-kiri, depan-belakang.

Yang paling menderita sih penghuni rumah yang rumahnya persis di depan rumah yang lagi renovasi. Why? karena si tetangga yang lagi merenovasi itu, dengan seenak udelnya membuang sampah puing-puing bangunannya di jalan, tempat keluar masuk si penghuni rumah depan. Jadilah si penghuni depan susah memasukkan dan mengeluarkan mobilnya, karena sampah puing yang segunung itu sudah memakan 1/2 badan jalan. Tambahan lagi setiap hari banyak anak-anak kecil yang main di jalan itu. Kebayang nggak kalo ada anak yang main di sekitar situ dan kakinya menginjak paku berkarat?

Lama-lama si penghuni rumah depan ini kesel juga. Terlebih karena ini adalah kejadian ketiga kalinya si tetangga mencari gara-gara dengannya. Akhirnya di suatu pagi, saat mobilnya nggak bisa keluar karena ada sampah puing segunung, dia pun menemui mandor tukang di rumah itu. dengan baik-baik, si penghuni rumah depan minta supaya sampah puing di jalan depan rumahnya dibuang. Mau tahu apa jawaban si mandor? "Wah itu sih bukan urusan saya bu". Lalu si mandor balik kerja lagi dengan acuh tak acuh.

Oalah, si penghuni rumah depan bener-bener kesel mendengarnya. Sementara si pemilik rumah yang lagi direnovasi itu juga nggak setiap hari datang. Tukang sampah pun nggak akan mau mengangkat sampah itu. Karena sudah ada kesepakatan tertulis bahwa sampah yang diangkut hanyalah sampah rumah tangga, bukan sampah puing.

Lantas bagaimana akhirnya? Saking kesalnya, si penghuni rumah depan pun langsung membayar tukang sampah untuk mengangkut sampah puing yang menutupi jalannya. Untuk dibuang ke tempat pembuangan kah? ternyata bukan sodara-sodara. sampah-sampah puing itu memang diangkut oleh tukang sampah. tapi ternyata untuk dibuang lagi ke halaman rumah yang sedang direnovasi. Koq bisa? Ya bisa lah. Kan pagarnya pendek. Jadi nggak susah deh ngebuang sampah puing melalui pintu pagarnya. Huahahahaha. Two thumbs up deh buat si penghuni rumah depan. :-))

Saturday, April 23, 2011

Burung Pulang Kembali ke Sarang

Hai...hai...ada berita terbaru nih tentang si ibu cantik yang mengejar cinta ke ujung dunia. Penasaran kan? Yuk...yuk disimak yuk.

Jadi setelah sekian bulan mengejar cinta dan impiannya ke ujung dunia, yang tampaknya berakhir dengan tidak-sesuai-harapan, akhirnya si ibu cantik pun kembali pulang ke rumahnya. Dengan wujud yang berbeda.
Hah? Maksudnya apa?

Sekarang si ibu cantik tampil dengan penampilan baru yang membuatnya tambah cantik. Iya lho, sekarang dia berjilbab dan hanya mengurus anak-anaknya di rumah. Suaminya? Alhamdulillah, akhirnya menurut kabar burung yang suka terbang-terbang, suaminya pun akhirnya mendapat pekerjaan lagi di luar pulau.

Moga-moga si burung cantik, eh si ibu cantik nggak terbang-terbang lagi yaaa. Amiiin. :-)

Tuesday, March 29, 2011

Mengejar Cinta Ke Ujung Dunia

Masih ingat cerita saya tentang ibu muda nan cantik yang dipeluk PIL-nya di kereta? Hohoho, makin seru niiih. Ikutin terus ya.

Dari kasak-kusuk tetangga, ternyata si ibu muda nan cantik sekarang nggak pernah beredar lagi lho di kompleks. Kemanakah gerangan? Katanya sih, si ibu muda ini pindah ke negerinya Auntie Julia Gillard. Terus gimana suami dan anak-anaknya? Mereka sih masih ada di kompleks. Konon kabarnya juga, anak-anaknya akan dibawa menyusul si ibu setelah kenaikan kelas nanti.

Nah didorong oleh rasa penasaran, seseorang dengan insting gossip yang tinggi langsung berusaha melacak keberadaan si ibu cantik. Lewat apa? Yang paling gampang mah lewat Google dan FB ya. Jadi ini nih yang dia lakuin buat melacak keberadaan si ibu muda.

1. Search di Google, ketik namanya, ternyata nggak ada.
2. Cari di FB suaminya, ternyata nggak ada juga. Ealah, dimanakah dikau sembunyi tetangga nan cantik?
3. Aha, dari FB suaminya, cuma ketemu FB anaknya. Tapi nggak ada ibunya.
4. Lalu dicarilah di FB anaknya, dengan pertimbangan pasti ada FB ibunya.
4. Jreng...jreng...ketemuuuu!! Cihuuuuuy. Tapi digembok euy, susah diintip.
5. Hmm, tapi kalo di add dan si ibu tahu kalau yang nge-add adalah tetangganya, kira-kira akan di approve atau malah di ignore ya?
6. Aha, nge-add dengan id yang lain dong ya.
7. Diunggu-tunggu sehari, akhirnya di approve. Yeiiiy *joget-joget pisang
8. Akhirnya bisa lihat foto-foto si ibu cantik dan status-status FB-nya.

Ternyataaaa, dia sekarang emang menetap di negeri-nya Auntie Julia Gillard lho. Kerja kah? Kuliah kah? Nah kalo yang ini sih belum jelas benar.

Tapi kalo dilihat-lihat dari status-statusnya, tampaknya si ibu muda ini 'in a relationship' with seorang bule di negeri itu, di kota tempat di mana dia tinggal. Koq bisa tahu? Iyalah, kan ngintip status-statusnya si ibu dan cowok itu. Huehehehe. Aduuh ini mah antara niat banget ngintip dan kurang kerjaan ya.

Jadi sepertinya sih si ibu muda ini ninggalin kerjaannya di jakarta, anak-anak dan suaminya ya demi mengejar cinta dan cintanya di benua nun jauh di sana.

Terus gimana akhir ceritanya? Hmm, maaf ya. Saya masih belum di update beritanya nih. :-P

Monday, March 28, 2011

Perang Status di FB

Tau dong ciri-ciri khusus warga di kompleks perumahan? yup...yup...betul. sesama warga kadang nggak saling kenal. paling cuma kenal tetangga kanan, kiri dan depan. kalau pun ketemuan, buat para warga yang bekerja, paling ya cuma pas weekend atau pas arisan atau pas kerja bakti aja. hayo...hayo...bener nggak?

Nah kalo kejadiannya kayak gini, sumpah lho FB tuh berguna banget. Apalagi kalo punya pak RT yang rajin suggest kita buat nge-add tetangga-tetangga di sekitar kita. Jadi akhirnya sesama tetangga bisa saling kenal, walaupun cuma di dunia maya sih. Ajaibnya, kalo pas papasan di jalan, tetep aja tuh nggak saling kenal, karena profile pic-nya kan kadang-kadang beda dengan tampilan aslinya ya. Dengan kata lain, kadang aslinya nggak secakep profic-nya atau kadang ada yg profic0nya pake foto anaknya.

Tapi kali ini saya mau ngebahas tentang perang status di FB, antar tetangga. Wohooo, nggak kalah seru nih dibanding Perang Dunia II (lebaymodeON). Koq bisa perang sih? Biasa deh, awalnya mah cuma gara-gara soal sepele. Si Ibu A jualan baju, terus nawarin ke Ibu B dengan embel-embel boleh dikredit koq. Nah si Ibu B tertarik doooong.

Tapi ternyataaaaa, baru 3 hari aja udah ditagih. Terus nagihnya tuh di wall si Ibu B, yang semua orang bisa baca. Hohohoho, BT lah si Ibu B. Nah karena si Ibu B merasa kalo dia lebih punya etika, ditegurlah si Ibu A melalui inbox. Tapi si Ibu A akhirnya marah lho.

Dan sejak itu, mulailah mereka berdua perang status di FB. Nggak saling sebut nama, tapi masing-masing tau kalo di tiap status itu, mereka lah yang dimaksud. Terus kenapa nggak saling nge-remove aja? Nah itulah ajaibnya mereka. Kayaknya supaya mereka bisa saling mengintip status masing-masing. Hahahaha. Tapi anehnya, beraninya ya cuma perang di status aja. Walaupun sama-sama bertubuh besar, tapi nggak berani tuh perang terbuka di dunia nyata.

Terus gimana sikap tetangga lainnya yang tahu peperangan mereka di FB? Yang pasti sih mereka langsung gelar tikar, siapin cemilan dan nonton Ibu A dan Ibu B perang. Hohoho.

Thursday, February 24, 2011

O...o...kamu ketahuan...

Buat yang punya selingkuhan atau pun baru sekedar niat buat punya selingkuhan, peraturan pertama yang mesti diingat adalah: Jangan pamer kemesraan sama selingkuhan di angkutan umum! Pokoknya jangan sekali-sekali deh. Apalagi kalo angkutan umum itu isinya banyak tetangga atau orang yang dikenal. Misalnya, kereta api yang biasanya penumpangnya itu-itu aja. Nah ini cerita tentang seorang ibu muda, cantik dan ketahuan punya selingkuhan di kereta. Huehehe.

Di suatu pagi, di gerbong buntut kereta express dalam kota yang hampir jalan, masuklah seorang ibu cantik usia 35 an yang wangi dan rapi. Berhubung tempat duduk sudah penuh, si wanita cantik pun terpaksa berdiri. Kebetulan (bener-bener kebetulan lho ini), si tetangga yang berinsting gossip tinggi pun ada di gerbong itu. Duduk persis di seberang si ibu cantik. Tanpa sengaja, mereka saling beradu pandang dan akhirnya senyum-senyuman.

Tiba-tiba, masuklah seorang lelaki rapih, berdiri juga. Persis di samping si wanita cantik. Konon katanya sih, si tetangga berinsting gossip nggak ngeh kalo si ibu cantik itu selingkuh. Insting gossipnya mulai berjalan pas dia melihat kalo si ibu cantik itu nolak waktu ditawarin tempat duduk oleh bapak yang duduk di depannya. PLOP, muncul tanda tanya di kepalanya. Koq lebih mau berdiri sih padahal kan udah ditawarin tempat duduk?, batinnya di hati.

Oo, ternyata si ibu cantik milih tetap berdiri supaya si lelaki rapih yang berdiri di sampingnya, bisa melingkarkan tangan di pinggangnya. Waaah, si ibu cantik berani banget ya. Padahal kan itu bukan suaminya. Si tetangga berinsting gossip pun tahu siapa suaminya, tahu anak-anak-anaknya.

Sadar kalo diperhatikan, akhirnya si lelaki muda keluar dari gerbong itu dan si ibu cantik juga beranjak. Tapi berhubung insting gossipnya telanjur ON, si tetangga pun berusaha melirik dengan ekor matanya.

Ternyata niiih, si ibu cantik dan lelaki itu cuma bergeser beberapa meter dari tempatnya semula. Si lelaki pun kembali melingkarkan tangannya di pinggang si ibu cantik. Bedanya, kali ini si ibu cantik berusaha menutupi aksi mereka dengan berpura-pura membaca koran. Ampuuun deh, padahal itu kereta isinya hampir 40-50% ya tetangga-tetangganya, yang tahu siapa suaminya.

Menurut kabar burung, ternyata memang sudah banyak tetangga yang memergoki aksi mereka. Bukannya si ibu cantik yang jadi merasa nggak enak, eh malah tetangga-tetangganya yang jadi nggak enak hati dan nggak enak body. Para tetangganya jatuh kasihan pada suaminya yang baik dan anak-anak si ibu cantik.

Sejujurnya, suami si ibu cantik memang nggak cakep dan sedang jobless pula. Tapi bukan alasan untuk punya selingkuhan kan?

Monday, November 2, 2009

BB wanna be

Demam BB di mana-mana. Akhirnya si virus demam BB mampir juga ke diri Jeng Heboh. Biar bisa online di Yames (baca: YM, maksudnya. hihihi) tiap hari dan biar bisa eksis di fesbuk, katanya. Hehehehe.

Jadi pada suatu hari, mendadak si Jeng Heboh online lagi di YM. Salah seorang tetangganya yang juga sedang online, langsung menyapa:

Tetangga:
Hai mbak. Beredar lagi nih.

Jeng Heboh:
Iya mbak. aku baru dihadiahin blak berry sama suamiku.

Tetangga:
Ooo, asik dong.

Jeng Heboh:
Iya, biar bisnis aku makin lancar. biar aku juga bisa fesbukan kapan aja, di mana aja. Cuma masih belum lancar nih makenya, maklum, baru.

Tetangga:
Ooo, ok deh. Met ngotak-ngatik BB ya.

Tapi diam-diam, si tetangga dengan kadar insting gossip lumayan tinggi ini memperhatikan kotak dialog saat mereka chatting.

Di bagian atas kotak dialog, tertulis:
For best results, send a long message rather than several short messages. (Note: Wireless carriers may charge the recipient fees for receiving and sending SMS messages.)

Hohoho. si tetangga langsung sadar kalo itu mah bukan BB. Ternyata kecurigaannya terbukti juga, dan benar.
Yang dimaksud BB oleh si Jeng Heboh, ternyata bukan Blackberry. Tapi BB wanna be. Itu lho, HP yang bentuknya sekilas mirip Blackberry, tapi bukan Blackberry.

Huehehehehehe. Ternyata...oh ternyata.... Piss ah

Monday, August 3, 2009

Dari Cinderella jadi Upik Abu

Dari balita sampai oma-oma dan opa-opa, pasti tahu tentang kisah Cinderella yang terkenal itu. Tapi belom pernah denger dong tentang cerita Cinderella yang jadi Upik Abu? Hehehehe. Gini nih ceritanya.

Konon menurut si empunya cerita, dulu dia adalah anak orang kaya, bahkan paling kaya di kampungnya, nun jauh di pulau seberang sana. Hidup berkecukupan, punya dayang-dayang banyak pula. Mau makan, mau minum, mau baju rapih, tinggal teriak ke dayang-dayang. Nikmatlah pokoknya. Terus kenapa koq si Cinderella jadi Upik Abu? Jatuh miskinkah?

Nggak...nggak. Bukan...bukan. Kalo akhirnya si Cinderella memilih jadi Upik Abu, lebih karena soal prinsip. Halah, gaya amat yak. 

Masih menurut ceritanya juga, ternyata si Cinderella memilih kabur dari rumahnya karena nggak mau dipaksa nikah dengan seorang duda oleh ayahnya. Jadilah dia merantau ke Jakarta dengan bekal seadanya.

Akhirnya perjalanan nasib pun membawanya sebagai seorang Upik Abu ke rumah seorang majikan. Nah dari sini lah cerita bermula. Sebagai majikan yang baik, si majikan pasti dong merasa wajib membelikan keperluan pribadi si Upik Abu. Misalnya, odol, shampo, sabun mandi dan lain-lain, di luar gaji bulanan. Sama seperti yang si Majikan beli buat PRT-nya yang lain.

Tapi mo tau nggak apa yang diucapin si Upik Abu saat menerima pemberian majikannya itu?
Upik Abu: 
"Ya ampuun Bu. Masa' shampoo beginian. Ini sih bikin rambut jigrik. Terus odolnya koq yang merek ini sih? Saya biasa pake merek XX bu. Itu lho, yang khusus buat gigi sensitif".

Si Majikan pun terbengong-bengong mendapat respon seperti itu dari si Upik Abu. Itu pun bukan protes satu-satunya. Karena masih banyak protes-protes lainnya.
Upik Abu:
"Bu, detergennya ganti dong bu sama yang paling mahal. Saya nggak cocok nih pake detergen ini. Kaki saya gatal-gatal. Kan saya jadi harus ke dokter kulit".

Makin terbengong-bengonglah si Majikan. Selesai? Belumlah.
Upik Abu:
"Aduuh, ini kamar panas amat sih. Kipas angin aja mana berasa?"

GUBRAK!

Sepertinya si Majikan baru sadar kalo ternyata nggak gampang punya Upik Abu yang mantan Cinderella. Hehehehe.

Monday, July 27, 2009

Satu...satu...aku sayang ayah

Lagu apa hayo yang paling sering diajarin ke bayi-bayi atau anak-anak balita? Yup, itu lho, lagu "Satu...satu aku sayang Ibu". Inget kan, inget dong syairnya?

Satu...satu...aku sayang Ibu
Dua...dua...aku sayang Ayah
Tiga...tiga...sayang Adik, Kakak
Satu...Dua...Tiga...sayang semuanya

Nah itu lagu yang sesuai pakem. Kalo yang nggak sesuai pakem? Jadi gini nih, "Satu...satu...aku sayang Ayah", seperti yang biasa diajarkan oleh seorang babysitter kepada anak majikannya, di depan ataupun di belakang sang majikan.

Yang mendengarnya sekilas saja, mungkin akan berpikir bhawa itu adalah suatu kebetulan yang tidak disengaja. Tapi usut punya usut, ternyata itu adalah suatu kebetulan yang disengaja. Huehehehehe. Bingung?

Ternyataaaaaa...menurut cerita rumput yang bergoyang, si babysitter niey diam-diam naksir majikan cowo'nya. Huahahahaha. Nggak heran deh kalo terus liriknya jadi "Satu...satu...aku sayang Ayah".

 

Wednesday, July 15, 2009

Drama Maid

Kalo sebelumnya ada istilah "Drama Queen", nah kayaknya sekarang perlu ditambah dengan istilah baru tuh, "Drama Maid". Ada gituh? Ada doong.

Ceritanya begini. Alkisah di sebuah rumah yang sering banget gonta-ganti asisten rumah tangga, akhirnya terdamparlah seorang asisten yang umurnya kira-kira 37 tahun-an. Ibu-ibu tanpa anak, bersuami (suaminya di desa). Di rumah itu, dia  kerja barengan sama seorang asisten lainnya. Masih gadis, 19 tahunan dan cantik. Si Gadis lebih dulu ada di rumah keluarga itu.

Entah si Gadis terlalu merasa berkuasa sebagai asisten yang lebih dulu ada atau si asisten setengah tua ini yang terlalu sensi. Baru hari pertama kerja, dia langsung minta diantarkan pulang ke rumah saudaranya. Plus nangis-nangis pula. Plus udah beberes tas-tasnya. Plus bikin shock majikannya yang baru aja pulang kerja.

Akhirnya gonjang ganjing di hari pertama pun berakhir damai setelah kedua orang itu didamaikan oleh majikannya. Hari pun berganti hari. Ternyata diam-diam, dia masih belum sepenuhnya berdamai dengan si Gadis. Tiap hari, tiap ada waktu, dia selalu aja nyari celah dan kesempatan buat mengadukan si Gadis kepada majikannya. Mulai dari si Gadis yang nggak mau mencuci piring sampai si Gadis yang hobi telpon-telponan. Plus tiap kali pula dia selalu mengancam akan pulang dan berhenti kerja, kapan pun dia mau. Pusinglah majikan.

Sampai suatu hari, di minggu ke-2 dia kerja, seharian dia nangis lagi dan bilang mo pulang ke kampung. Ada apakah gerangan? Berantem lagikah? Bukaaaan. Ternyata katanya lehernya sakit, buat ngomong aja susah. Jadilah si majikan menawarkan si asisten ini buat ke dokter dengan janji biaya dokter dan obat akan ditanggung 100%. Tapi dia tetap nggak mau. Tetep nangis-nangis dengan wajah sangat menderita dan malah nelpon sodaranya buat ngejemput. Wuiiih, pusing tujuh keliling lah si majikan. Hari gini mesti nyari asisten lagi? Tobat deh!

Akhirnya setelah dibujuk-bujuk, mau juga si asisten ke dokter. Ternyata memang penyakitnya berat banget. Nggak heran deh kalo dia nangis-nangis seharian. Mo tau apa penyakitnya? Jantungkah? Kanker? Ssst, jangan bilang siapa-siapa ya. Takut dianggap mencemarkan nama baik. Penyakitnya ternyata RADANG TENGGOROKAN. Doang. Heuh.

 





 


Monday, July 13, 2009

Ini musikku, mana musikmu?

Siang yang panasnya begitu bling-bling, semakin bling-bling dengan hentakan musik dan nyanyian sekelompok manusia yang asik berkaraoke di rumah pojokan itu. Ada acara apakah gerangan? Pesta? Di siang bolong? 

Balita-balita di kanan kiri dan depan rumah tersebut, yang biasanya mereka tidur siang, mendadak rewel karena berisik. Tetangga-tetangga mulai geram. Mau menegur, koq ya sungkan. Nggak ditegur, koq ya nggak punya perasaan membiarkan tetangga kanan-kiri mengalami polusi suara sedemikian hebohnya di siang bolong itu.

2 jam berlalu. Babysitter dan pembantu rumah tangga masih tetap sibuk berusaha menenangkan bayi-bayi dan balita yang rewel. Saat adzan Ashar menggema, suara musik tak juga reda.

Mendadak suami dari salah seorang penghuni di blok itu, pulang dari kantor dan menemukan pembantunya di pinggir jalan sedang menggendong anaknya yang rewel. Sementara hentakan musik masih terus terdengar dan makin keras.

Si Lelaki itu pun bergegas masuk ke dalam rumahnya dengan wajah yang super duper merah menahan amarah. Tak lama berselang, ia keluar lagi ke teras rumahnya dan menaruh tape-nya di teras. Lalu dengan sengaja, diputarnya musik yang keluar dari tape-nya dengan sekeras-kerasnya. Pol-pol an lah pokoknya.

Selesai? Belum sodara-sodara! Si Lelaki tadi lalu mengeluarkan motornya dan segera mengajak si balitanya pergi. Meninggalkan tape-nya yang memekakkan telinga, bersahut-sahutan dengan musik dari rumah tetangganya. WOW!

Tinggallah para tetangga di kanan-kirinya menggeleng-gelengkan kepala mereka. 

Gembok itu

Saat kepala terangguk-angguk menahan kantuk di bis di tengah kemacetan Jakarta sore menjelang malam itu, tiba-tiba nada dering SMS masuk mengagetkan si ibu muda.
"mbak, tolong telpon saya, sekarang. penting!" pesan di SMS yang masuk tanpa diundang.

Si ibu muda, kita sebut saja namanya Jeng Moody (karena dia orangnya mut-mut an, bukan hobi ngemut lho ya :P ) mendadak deg-deg an. Pikiran buruk langsung menyergapnya. Jantungnya berdetak lebih cepat.
"Jangan...jangan...", begitu pikirnya.

Dengan tergesa, si Jeng Moody buru-buru menelpon nomor HP tetangganya, si Ibu Heboh yang mengirim SMS barusan. 
"Tak gendong, kemana-mana. Tak gendong, kemana-mana". Ring back tone Mbah Surip yang sekarang lagi terdengar di mana-mana itu, menderu-deru di telinga si jeng Moody. 

Semenit, dua menit berlalu. Sampai menjelang si Gendong berakhir, barulah terdengar suara Ibu Heboh.
"Jeng Mood, lagi otw back home ya?" tanyanya sumringah.
"Iya, ada apa bu? Ada masalah di rumah saya?" tanya Jeng Moody tak bisa menyembunyikan deg-deg annya.
Si ibu Heboh berdehem. Seolah ingin mengatakan kepada Jeng Moody bahwa apa yang akan diceritakannya adalah suatu cerita yang maha penting sehingga sudah sewajarnya Jeng Moody yang biasanya pikir-pikir panjang untuk menghabiskan pulsa, menelponnya dan mendengarkan ceritanya.

"Gini lho Jeng. Suami Jeng Moody kelihatannya sekarang lebih sering parkir mobil di luar pagar ya?" tanya Ibu Heboh.
Jeng Moody mengiyakan.
"Eh, hati-hati lho Jeng. Kayaknya semalem aku ngeliat ada orang mengendap-endap gitu ke dekat mobil jeng Moody. Terus jam 2 an gitu, aku denger anjing melolong-lolong dan kayaknya sih ngejar seseorang yang terus lompat ke pagar pembatas sama kampung", urai Ibu Heboh panjang lebar.

"Ooo", Jeng Moody bernafas lega. Tadinya dia berpikir bahwa ada sesuatu yang gawat terjadi di rumahnya.
"Ya kalau begitu nanti saya minta suami saya buat parkir mobil di carport deh bu. Demi keamanan ya" kata Jeng Moody.
"Iya lho Jeng. Jangan sampai kita kemalingan. Kalau rumah aku sih Insya Allah aman. Soalnya aku pakai gembok yang aku beli di luar negeri. Maling nggak mungkin bisa bongkar. Soalnya gembok aku tuh beda sama gembok yang ada di sini. Jadi aku tenanglah naruh sepeda lipat yang mahal itu di teras rumah" cerita si Ibu heboh panjang lebar tentang gemboknya.

Dan kini Jeng Moody pun sadar, bahwa pulsanya malam ini harus terbuang percuma demi cerita tentang sebuah gembok dari luar negeri. Huehehehee. 

Tuesday, June 30, 2009

"The world is mine" atau "Unleash yourself"?

Pagi itu, si Ibu Heboh (kita sebut saja begitu), dengan tergopoh-gopoh menghampiri tetangganya yang sedang menyapu teras.
"Mbak...mbak..." panggil si ibu Heboh dengan gaya khasnya.
Si tetangga pun menoleh dan menghentikan kegiatan persapuannya.
"Kenapa mbak?" tanya si tetangga.
"Mobil yang cocok buat keluarga kayak saya, kira-kira mobil apa ya mbak? Saya pingin ganti mobil nih. Mobil yang itu mau dijual." katanya sambil menunjuk ke arah mobilnya yang dengan manisnya nongkrong di carport.

Si tetangga tersenyum-senyum sendiri.
"Hmm, mungkin mobil MPV cocok buat keluarga mbak" jawab si tetangga yang berharap si Ibu Heboh cepat berlalu.
"Mobil MPV? Apa tuh? Saya maunya itu lho mbak, mobil yang iklannya itu ada orang ngebut di jalanan macet, terus dia ngebut di bahu jalan. Terus yang akhirnya dia nangkring di atas kap mobilnya di dekat kapal, kalo nggak salah" jawabnya mencoba menerangkan.
"O ya itu bagus. Cukuplah buat mbak sekeluarga" jawab si tetangga ogah-ogahan.

Si Ibu Heboh mendekat, meminta perhatian lebih.
"Iya, saya sih pinginnya mobil itu aja. Nggak terlalu mahal. Tapi suami saya itu lho mbak, maunya mobil yang mottonya kalo saya nggak salah, the world is mine gitu. Gila ya, itu mobil kan mahal banget".
Si tetangga makin malas mendengarnya. Berharap dia punya mantra buat menghilangkan tetangganya yang satu ini.

"Kalau ada uangnya kan nggak masalah mbak" jawab si tetangga lalu melanjutkan menyapu.
"Iya sih, ya sudah. Saya mau belanja sayuran dulu. Mau masak tom yam nih buat anak-anak" ujarnya sambil berlalu.

Berita bahwa si Ibu heboh akan mengganti mobil lamanya dan membeli mobil baru, segera santer ke seantero kompleks. Bukan karena si tetangga yang pertama diceritakan menceritakan lagi kepada tetangga lainnya lalu tetangga lainnya menceritakan kepada tetangganya. Tapi karena si Ibu Heboh selalu bercerita kepada semua orang yang ditemuinya. Di acara arisan, kerja bakti ataupun saat belanja sayuran. 

Semua harap-harap cemas. Semua menanti-nanti. Kira-kira mobil apakah yang akan dibeli si Ibu Heboh? Semua bertanya-tanya di dalam hati. "The world is mine" kah? Atau si "Unleash yourself"?

Akhirnya rasa penasaran hampir semua orang terjawab kira-kira sebulan setelahnya. Di pagi yang cerah, saat senyum merekah di bibir merah (halah, koq jadi ikut-ikutan Chrisye). Saat si tetangga membuka jendela rumahnya, tampaklah olehnya sebuah mobil baru milik si Ibu Heboh, di parkir di jalan persis di depan rumahnya. 

"The world is mine"? 
"Unleash yourself"?
Hohoho. Ternyata si "Bisa-bisa aja". Itu lho, yang jingle iklannya begini "Masih muat euy...masih muat".






Thursday, June 11, 2009

Suami/istri...eh rumput tetangga kelihatan lebih hijau

Siapa bilang sektor pergossipan cuma bagian dari departemennya ibu-ibu? Ternyaaaataaa...bapak-bapak juga suka bergossip lho. Mulai dari gossip-gossip politik yang berat-berat, sampai ngegossipin tetangga. Beneran? Bener!! Nggak percaya?

Suatu masa, sambil melepas lelah setelah bersih-bersih kerja bakti di lingkungan, para bapak-bapak itu duduk lesehan di lapangan. Awalnya sih ngebahas gossip-gossip politik. Tapi lama kelamaan, topik pun bergeser ke arah ngegossipin tetangga. Hmm...hmm...siapa ya yang jadi topik pembicaraan mereka?

Oooo, ternyata seorang bapak muda beranak 2, beristri satu. Ada apakah dengannya? Konon kabarnya niey, si bapak muda ini ada affair lho sama seorang ibu muda. Tetangga juga? Yup. Tetangga dekat? Jauh? Ternyata dekat...dekat banget.

Seberapa dekat? Hmm, ya segitu dekatnya sampai suara cicak jatuh dari dinding si bapak, bisa terdengar di dinding si ibu. Beneran? Bener!!

Kata siapa? Nah, usut punya usut, ternyata dah banyak tetangga-tetangga yang melihat si bapak muda dan si ibu muda selalu mesra tiap kali berboncengan motor. Lho koq?

Ooo, ternyata kantor mereka berdekatan. Jadi lah tiap hari, maksudnya pergi dan pulang ke dan dari kantor, mereka selalu barengan. Niat awalnya sih mulia. Kira-kira beginilah alasannya:
• Mengurangi kemacetan dan polusi. Daripada pake 2 kendaraan, kan mending 1 aja. Coba hitung, berapa banyak konsumsi energi yang bisa dihemat? Berapa banyak pembuangan karbon dioksida yang bisa dikurangi?  
• Hemat ongkos. Lumayan tho buat nambah-nambah uang jajan anak?
• Biar kenal lebih dekat sama tetangga. Tak kenal, maka tak sayang kan?

Tapi ndilalah, ternyata pepatah jawa yang bilang kalo "witing tresno jalaran soko kulino" masih berlaku lho. Terus...terus...gimana akhir ceritanya?

Dari bisik-bisik para bapak-bapak itu, konon kabarnya si bapak muda bercerai dari istrinya. Si ibu muda juga bercerai dari suaminya.

Terus...terus?

Terus si bapak muda dan si ibu muda akhirnya menikah. Happy? Hmm, nggak tau deh.


Maap bu...kalo HP saya lebih mahal

Jabatannya "Babysitter". Eh maap, "Senior Babysitter". Gajinya? Hmm...ya antara 800 - 1 jutaan lah. Tampang? Maniez. Kalo dibandingin sama majikan? Hmm, ya...beda-beda tipislah.

Tapi coba intip HP-nya. HP 200 ribuan? Hohoho, nggak level lah buat seorang dengan jabatan "Senior Babysitter". Di atas 500 ribu - bawah 1 juta? Bukaaan.
Berapa dong? 2 jutaan? Bukan juga! Tapi di atas 3 jutaan!! Itu lho, HP yang bisa GPRS, bisa MMS-an, bisa Wi-Fi segala. Bisa buat kirim-kirim dan terima email, bisa buat chatting juga. Canggihlah, pokoknya. 

Terus kalo HP majikannya? Hihihi. Walaupun statusnya majikan, ternyata HP-nya kalah canggih dibanding HP-nya si Senior Babysitter. 

Tapi btw bus way, kepake kah semua kecanggihan yang ada di HP canggih milik si Senior Babysitter? Hehehehe. Ya nggak lah! Temen-temennya sesama babysitter kan nggak ada yang punya email atau FB atau FS. Paling ya cuma buat nelpon, kirim dan terima sms, plus foto-foto.
Pokoknya fungsi standar sebuah HP lah. 

Jadi buat apa dong si Senior Babysitter punya HP secanggih itu? Ah, nggak pentinglah canggihnya. Yang penting kan harganya lebih mahal daripada HP Nyonya. Hihihi.
 

Kebetulan atau sengaja dikebetulan-kan? :P

Akhirnyaaa, rumah si tetangga selesai juga direnovasi. Jadi 2 lantai dengan model minimalis. Hmm, seleranya boleh juga. Dapat nilai A lah. Suka saya memandangnya.

Eh tapi, ada apa lagi nih? Koq tiba-tiba truk bahan bangunan bolak-balik lagi ke blok itu? Si tetangga mo ngerenovasi lagi kah? jadi 3 lantai? atau malah 4 lantai?

Hohoho. Ternyata sekarang tetangga sebelahnya yang mo renovasi. Terus tetangga yang di belakangnya juga. Terus tetangga yang di seberangnya juga. Jadi ada 3 rumah yang barengan mau renovasi? Hihihihi. Kebetulan kah? Ngacir aaaah. 



Wednesday, June 10, 2009

Ada yang pesan gas dan taksi?

Siang itu, hujan turun dengan deras. Petir sambung menyambung. Mendadak, terdengar suara klakson mobil berkali-kali. Seolah bermaksud mengalahkan suara hujan.

Satu tetangga mengintip dari balik kaca jendela rumahnya. Tampak olehnya sebuah taksi biru parkir di depan rumah kosong itu, yang letaknya persis di seberang rumahnya.

Si sopir taksi masih terus membunyikan klakson mobilnya. Penasaran, si tetangga lain juga mengintip dari balik kaca jendela.

Si sopir taksi membunyikan klakson mobilnya lagi. Lebih panjang. Mungkin ia mulai kesal. Tapi tetap nggak ada seorang pun yang keluar dari rumah itu. 

Akhirnya si tetangga yang didorong oleh insting kegossipannya, keluar dari rumahnya. Menerobos hujan yang semakin deras, menghampiri si sopir taksi yang masih terus membunyikan klaksonnya.

Si tetangga mengetuk-ngetuk kaca jendela taksi. Si sopir sedikit membuka kaca jendelanya.
"Pak, cari siapa?" tanyanya dengan suara agak dikeraskan, berusaha ngalahin suara hujan.
Si sopir taksi menunjukkan secarik kertas kecil bertuliskan nama, alamat dan nomor telpon rumah pengorder taksi.
"Ini bu, saya dapet orderan taksi dari Bapak X. Alamat sama nomor telpon rumahnya ini. Betul kan bu?"

Si tetangga membaca alamat dan nomor telepon yang tertera.
"Iya pak. Betul. Ini memang alamat dan nomor telpon rumah bapak X. Bapak yakin ini betul-betul orderan taksi dari bapak X?" si tetangga balik  bertanya.
"Yakin bu. Saya terima orderan ini dari pool. Kenapa emangnya bu? Alamat dan nomor telponnya betul kan?" jawab si sopir taksi.
"Betul sih pak. Tapi rumah ini sudah 2 tahun kosong. Orangnya pindah ke luar kota" jawab si tetangga.
"Jadi yang tadi nelpok ke pool siapa dong bu?" tanya si sopir taksi mulai ketakutan.

Belum sempat si tetangga menjawab, tiba-tiba sebuah motor sambil membawa tabung gas, berhenti di dekat mereka.
"Maaf bu, numpang tanya. Ini rumah bapak X kan? Tadi dia pesan gas. Katanya gasnya habis. Minta diantar sekarang juga. Jadi saya terpaksa hujan-hujanan kayak gini" kata si tukang gas dengan agak menggigil kedinginan.

Sopir taksi dan tetangga saling berpandang-pandangan, bingung.

"Bapak yakin pak X pesan gas?" tanya si tetangga tak bisa menutupi keheranannya.
Si tukang gas mengganggukkan kepalanya.
"Yakin bu. Saya sendiri yang nerima telponnya. Katanya disuruh antar ke sini sekarang juga".
"Gini pak, rumah ini sudah 2 tahun kosong. Sama sekali nggak ada orangnya" jawab si tetangga.
"Jadi yang tadi pesan gas sama saya, siapa bu?" tanya si tukang gas bingung.
Si tetangga menjawab, "Wah nggak tau pak. Ini juga sopir taksi bilang dia dapet orderan taksi dari bapak X."

Jadi, siapa ya yang pesan gas dan taksi dari rumah dan nomor telepon bapak X?

May I borrow your husband?

Si ibu itu, sebut saja Ibu Z, memang paling hobi teriak-teriak. Ngomong sama anak-anaknya, mesti teriak. Manggil tukang roti, juga teriak. Bahkan berbisik pun sambil teriak.

Pagi itu, di minggu yang cerah, dengan tergopoh-gopoh dia datang ke rumah tetangga dekatnya. Dari jarak +/- 3 m sebelum pintu pagar rumah tetangga, si ibu Z berteriak.

"Mbaaak, punya parutan keju nggaaaak? Aku pinjem dong" teriaknya.
Si tetangga yang sudah hafal kebiasaannya menjawab, "Ada mbak. Ambil aja di dapur".

Si Ibu Z pun masuk ke dapur. Dari dapur, si ibu Z teriak lagi.
"Mbaaaaaak, aku sekalian pinjem blendernya ya. Blenderku rusak" teriaknya lagi.
Si tetangga yang dipinjami menjawab lagi, "Pakai aja mbak".

Akhirnya si Ibu Z pun datang dari dapur dengan membawa parutan keju dan blender.
"Aku pinjam dulu ya" katanya.

Begitu sampai di luar pagar, si tetangga berteriak lagi.
"Eh ya, hampir lupa mbak. Aku pinjam suami mbak juga dong. Suamiku lagi lembur nih".

Si tetangga binggung.
"Pinjam suami? Suami saya?" tanya si tetangga dengan wajah bingung.
Masih dari luar pagar, si ibu Z menjawab lagi. Tetap dengan teriakannya.
"Iya, pinjam suami mbak. Sebentar aja. Buat tolong keluarin mobilku. Aku mau ngejemur cucian di carport. Aku kan nggak bisa nyetir."

Ooooo. 

 

Horny gara-gara bau kemenyan

Rumah itu memang sudah cukup lama kosong ditinggal penghuninya. Tapi malam itu, dari rumah kosong itu, tercium bau kemenyan. Pas kamis malam pula alias jum'at malam. Plus hujan deras. Plus gonggongan anjing yang terdengar nggak biasa. Konon katanya sih, kalo gonggongan anjing menyerupai suara serigala, itu tandanya si anjing melihat sesuatu. Katanya lho ya. Entah bener, entah nggak. Pokoknya bener-bener mencekam deh.

Lalu keesokan paginya, saat tukang sayur berteriak dengan lantang, seorang ibu muda (kompleks itu memang terdiri dari keluarga-keluarga muda) dengan wajah dan ekspresi yang sulit digambarkan dengan kata-kata (halah), bercerita pada ibu-ibu lain.

"Aduuh bu, semalam saya bener-bener nggak bisa tidur" katanya.
"Lho kenapa? Digangguin suaminya terus ya? Kan malam Jum'at" jawab seorang ibu menggoda.
Si ibu yang nggak bisa tidur langsung menggelengkan kepalanya.
"Nggak. Bukan. Suami saya lagi di luar kota. Tapi itu lho, rumah saya kan punggung-punggungan sama rumah kosong itu..." jawabnya menggantung sambil memilih-milih sayuran. Mungkin berharap ditanya lebih lanjut.
Hening. Tapi tiba-tiba ibu muda yang lain bersuara.
"Ini dagingnya koq cuma tulang melulu. Diskon dong bang."

Si ibu yang nggak bisa tidur mulai menunjukkan ekspresi frustasi karena merasa ceritanya nggak ditanggapi.
"Emangnya semalem ibu-ibu nggak mencium bau kemenyan ya dari rumah kosong itu?" tanyanya minta diperhatikan lagi.
Ibu-ibu saling berpandangan dan menggelengkan kepala.
"Bau kemenyan?" tanya para ibu serentak. Horee, si ibu yang nggak bisa tidur senang. Akhirnya ditanggapi juga ceritanya.

Wajahnya berubah semangat. Serentetan cerita siap meluncur dari bibirnya.
"Iya, bau kemenyan. Kecium banget baunya dari dapur saya. Bener lho bu. Aduuh, saya aja sampai horny. Mana saya lagi sendirian di rumah."

Ibu-ibu yang mendengar ceritanya bingung. Berharap mereka cuma salah mendengar. Horny?? Gara-gara bau kemenyan???  

 

Majikan galak, pembantu rela dibajak

Pagi itu, tepat di saat stasiun televisi swasta menyajikan gossip-gossip seleb terhangat, ibu-ibu di kompleks pun nggak mau kalah. Sambil memilih-milih sayur di tukang sayur dorong, gossip-gossip pagi mulai ditebar.

"Eh...eh...tau nggak?" Ibu Y memulai kalimat paling ampuh buat memancing insting bergossip ibu-ibu lain.
"Nggak. Apaan sih?" jawab ibu-ibu lain serentak sambil menatap ke si ibu tadi. Tuh kan, emang paling gampang deh mancing ibu-ibu buat bergossip.

Si ibu yang jadi pusat perhatian merasa senang. 
"Itu lho, pembantunya bu X yang rumahnya di pojok itu, ngilang lho." Jelas si ibu Y sambil asik menawar daging.
Ibu-ibu yang lain pandang-pandangan. "Ngilang? Maksudnya?"
"Kabur. Nggak bilang-bilang sama bu X. Saya sih tau, si pembantunya bu X itu pindah kerja ke sektor lain yang di dekat gerbang kompleks. Bu X juga sih salah. Masa' pembantunya nggak digaji-gaji. 3 bulan lho, sejak kerja di rumahnya. Terus, makan juga dibatasin. Ih, siapa yang mau kerja sama majikan kayak gitu. Ya nggak?". Kalimat terakhir si ibu Y langsung diamini oleh ibu-ibu yang lain.
"Terus, bu X gimana?" tanya seorang ibu.
"Lagi pusing tuh. Takut disalahin sama orang tua pembantunya" jawab si ibu Y.
"Lho, ibu nggak bilang ke bu X kalo pembantunya sebenernya pindah ke sektor tetangga?" tanya seorang ibu heran.
Dengan santainya, si ibu Y menjawab, "Ah, biar aja. Kan bukan urusan saya. Ya tho?"

Oalah...ternyata bajak membajak bukan cuma kejadian di kalangan profesional. Tapi juga udah merambah ke kalangan pembantu. Jadi kalo bapak-bapak atau ibu-ibu punya pembantu yang oke, disayang-sayanglah. Supaya nggak dibajak tetangga. Hehehehe


Tuesday, June 9, 2009

Daku pingsan gara-gara mobil barumu

Di sebuah perumahan yang biasa-biasa aja (maksudnya tanpa kolam renang, tanpa fasilitas super mewah, dan lain-lain), tepatnya di sebuah blok di perumahan itu, mendadak geger saat pagi itu salah seorang penghuninya, ibu muda, mendadak pingsan tanpa sebab.

Tanpa sebab? Hmm, apa iya? Masa' sih? 

Dibangunin, nggak bangun-bangun. Dikasih minyak kayu putih di bagian hidung, nggak bangun-bangun juga. Di goyang-goyang kaki dan badannya, teteup nggak bangun juga. Sementara tubuhnya udah dingin, kaku dan pucat, Wuih, tetangga-tetangga udah deg-deg an. Khawatir si ibu kenapa-kenapa. Sementara pagi itu para suami udah berangkat kerja.

Gawat...gawat! Dokter pun dipanggil. Tapi teuteup si ibu nggak bangun-bangun. Gantian Dokter yang panik. Walah, koq Dokter malah ikutan panik yak?

Setelah beberapa lama, akhirnya si ibu pun siuman. Menurutnya, dia sakit perut banget karena maag. Banget sebanget-bangetnya. Hmm, sakit maag ya? Apa iya?

Maag kan salah satu gejala stress ya? Kalo gitu, kira-kira karena apa ya si ibu ini koq bisa stress? Hohoho. Setelah direwind lagi ke belakang, ternyata si ibu ini pun dulu pernah mendadak pingsan kayak sekarang. Kejadiannya persis waktu tetangga di depan rumahnya beli mobil baru. 

Kejadian yang sekarang juga. Si tetangga depan rumahnya, baru aja beli mobil baru. Lebih bagus dari mobil yang si ibu punya. 

Jadi apa karena gara-gara mobil baru tetangga ya si ibu pingsan? Hmm...